[SIARAN PERS] News Diet: The Impact of News Curating to Youth Digital Literacy | Digitalk #46

Google meet, 5 Maret 2021 – Dorongan industri media untuk terus berupaya menyesuaikan pasar dengan merambah pada berita berbasis daring. Hal ini semestinya tidak mempengaruhi fungsi perusahaan media untuk menghadirkan berita yang akuntabel kepada masyarakat, terutama untuk mengambil bagian dalam upaya peningkatan literasi digital Indonesia. Arus informasi yang semakin deras dari media membuat masyarakat kebingungan dalam memilih informasi yang bermanfaat.  Pada seri Digitalk #46 CfDS mengundang Haifa Inayah selaku CEO Catch Me Up! untuk mendiskusikan lebih dalam terkait bagaimana kontribusi media berita dalam upaya peningkatan literasi digital terutama pada masyarakat milenial dan generasi Z di tengah derasnya arus informasi. Acara ini disiarkan langsung melalui Google meet dan Youtube Live Stream.

Catch Me Up! sebagai Media Berita untuk Masyarakat Milenial dan Generasi Z

Catch Me Up! merupakan newsletter report pertama di Indonesia yang merekap isu harian dengan gaya bahasa yang disesuaikan dengan segmentasi mereka yaitu masyarakat milenial dan generasi Z. Catch Me Up! sendiri muncul berawal dari kesadaran Haifa Inayah untuk mengikuti berita namun tidak memiliki banyak waktu, sehingga kerap kali merasa kebingungan untuk memulai menemukan sumber berita mana yang harus diikuti. Pengiriman berita melalui surel didasari oleh anggapan bahwa surel sudah digunakan oleh semua orang terutama masyarakat milenial dan generasi Z, serta lebih mudah diakses dibandingkan dari website media berita. Karakteristik lain dari Catch Me Up! adalah mereka tidak mengirimkan newsletter di hari sabtu dan minggu guna mengurangi arus informasi yang berlebihan dan membuat pembaca kelelahan memproses berita tiap hari. Hal ini dilakukan untuk mendukung issue mental health yang dialami oleh masyarakat karena merasa kelelahan akibat terlalu banyak terpapar informasi berlebih.

Peran Catch Me Up! dalam Meningkatkan Literasi Digital

Terkait literasi digital, Haifa Inaya menekankan bahwa industri media tidak bisa memaksa masyarakat milenial dan generasi Z untuk mau membaca berita. Akan tetapi sebagai media, Catch Me Up! berusaha berinovasi agar berita yang hadir bisa diterima oleh masyarakat milenial dan generasi Z. Sebenarnya hal ini menjadi tantangan bagi Catch Me Up! untuk terus berinovasi mencari apa yang disukai oleh pasar. Tidak hanya itu, tantangan lainya adalah beredarnya berita yang bersifat clickbait dan tidak edukatif. Haifa menganggap ini merupakan tantangan semua media, karena banyak pembaca di Indonesia yang terpancing hanya dengan membaca judulnya saja. Maka dari itu, berita yang dimuat di Catch Me Up! tidak boleh mengandung unsur clickbait dan harus selalu menyebutkan sumber. Haifa menambahkan bahwa, media umum seringkali tidak mencantumkan sumber baik foto maupun video yang mereka gunakan. Selain itu Haifa juga memastikan bahwa hoax dan clickbait tidak akan ada di Catch Me Up!, karena Catch Me Up! hanya menuliskan berita yang sesuai dengan 5W+1H atau informasi yang diperlukan tanpa memberikan sudut pandang atau framing baru. Menutup presentasinya Haifa menyampaikan bahwa sebagai pembaca berita, masyarakat harus mempertanyakan berita, dan tidak langsung yakin pada berita sepenuhnya, karena berita hadir untuk dipertanyakan dan bukan diimani.

Penulis: Firya Qurratu’ain A.
Penyunting: Ruth T. Simanjuntak