Kominfo Memberikan Dukungan Pelaksanaan Akademi Pembelajaran Virtual Meta

September 15, 2022 2:11 pm || By

Bali, 3 September 2022 – Augmented Reality (AR) hadir sebagai salah satu inovasi teknologi yang dapat membuka kesempatan baru di ruang virtual, terutama bagi pelaku industri kreatif. Kementerian Komunikasi dan Informatika meyakini bahwa masyarakat harus disiapkan dalam menghadapi transformasi digital salah satunya dengan teknologi AR. Berkolaborasi dengan Kominfo, Meta dan Hacktiv8 meluncurkan Akademi Pembelajaran Virtual Meta atau Meta Immersive Learning Academy (MILA).

Center for Digital Society (CfDS) UGM mendukung kolaborasi peluncuran MILA melalui acara Muda Berkarya: Pemanfaatan Augmented Reality (AR) dalam Industri Kreatif & Peluncuran Akademi Pembelajaran Virtual Meta yang menghadirkan Semuel Abrijani Pangerapan (Direktur Jenderal Aplikasi dan Tata Kelola Informatika Kominfo RI), Bonifasius Wahyu Pudjianto (Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo RI), Noudhy Valdryno (Manager Public Policy, Indonesia dan Timor Leste, Meta), dan Sindy Tia Ulfa (Founder BikinFilter & Alumni Program Metavolution), serta kehadiran Menteri Kominfo RI, Johnny G. Plate dalam booth pembelajaran AR dalam perhelatan Digital Innovation Netwok DEWG G20. Acara ini dilaksanakan secara luring di Bali International Convention Center dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube CfDS UGM.

Pengalaman menggunakan AR dapat meningkatkan peluang dan kualitas bisnis. Mewakili Menteri Kominfo, Dedy Permadi selaku Co-Chair DEWG G20 menyampaikan bahwa ada sekitar 1.5 milyar pengguna AR di seluruh dunia per 2021, dan diestimasikan akan meningkat hingga 4 milyar pengguna per 2025. Ia meyakini bahwa pemanfaatan AR dalam industri kreatif sangat diperlukan untuk perluasan pasar dalam beberapa tahun ke depan.

Tidak hanya itu, Semuel Abrijani Pangerapan pun meyakini bahwa penggunaan teknologi AR oleh pelaku UMKM di industri kreatif dapat membantu dari sisi pemasaran. Ia memberikan contoh bahwa dengan memanfaatkan AR para penjual dapat memberikan gambaran terkait produknya seakan nyata di dunia virtual. “Berkat AR penjual bisa memberikan gambaran produknya secara detail di dunia virtual. Tinggal scan dan kita tidak perlu repot-repot ke toko langsung, jadi sangat berguna untuk marketing,” ungkapnya.

Menyetujui pendapat Semuel, Bonifasius turut menyampaikan bahwa Kominfo bertanggungjawab untuk turut menyiapkan talenta-talenta digital di Indonesia, “jika tidak, kebutuhan talenta digital nanti diisi oleh talenta dari negara lain,” tambahnya.

Merespon perkembangan teknologi AR dan upaya mempersiapkan talenta digital di Indonesia, Noudhy Valdryno mengungkapkan bahwa Akademi Pembelajaran Virtual Meta akan mempersiapkan pesertanya di bidang Extended Reality (XR), gabungan antara AR dan VR (Virtual Reality). “Kami berkomitmen untuk meningkatkan talenta digital Indonesia agar bisa bersanding dengan negara lain di level global, tidak hanya menjadi market tapi juga menjadi player,” tegasnya.

Sindy Tia Ulfa, selaku alumni dari program Metavolution, menyatakan bahwa program pembelajaran AR sangat berguna baginya. “Kita mempelajari cara membuat filter AR dari level dasar hingga advance. Sampai dituntun untuk melakukan pitching,” jelas Sindy. Sindy juga menambahkan bahwa dirinya yang tidak memiliki latar belakang IT tetap dapat mengikuti kelas dan mengembangkan kemampuannya dengan baik.

Oleh karenanya, pemerintah sangat mendukung kolaborasi dan pengintegrasian program Akademi Pembelajaran Virtual Meta dengan program pemerintah yang sedang berjalan seperti UMKM Go Online. Menurut Semuel, materi dalam program Akademi Pembelajaran Virtual Meta dapat diajarkan juga ke pelaku usaha. “Jadi, selain belajar cara onboarding ke ruang digital melalui UMKM Go Online, pelaku usaha juga bisa belajar AR untuk membuat produk mereka menjadi lebih interesting,” jelas Semuel.

Selaras dengan hal tersebut, Semuel mentoring adanya integrasi dari program ini ke program Kominfo lainnya. “Program ini bisa kita kombinasikan dengan Digital Talent Scholarship. Bisa juga menjadi bahan untuk program Literasi Digital,” tambahnya.

Kegiatan ini dapat dilihat kembali di:

Tentang Center for Digital Society (CfDS) UGM

Center for Digital Society (CfDS) UGM adalah pusat studi yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Melalui berbagai penelitian dan acara diskusi publik, CfDS berupaya memberikan sarana edukasi kepada masyarakat mengenai literasi dan pemanfaatan teknologi digital.